"Beri kami 10 minit!" detik cemas sebelum Israel bom ibu pejabat Al-Jazeera
GAZA: Sejumlah penghuni Jala Tower yang merupakan pejabat Al Jazeera dan berita Associated Press (AP), menceritakan detik-detik cemas sebelum bangunan itu diledakkan Israel.
Youma Al Sayed contohnya, yang hanya memiliki waktu kurang dari satu jam untuk sampai ke tempat aman.
Namun hanya ada satu lif yang berfungsi di Jala Tower, bangunan 13 tingkat di Gaza yang menampung sekitar 60 apartment dan beberapa pejabat.
Al Sayed yang merupakan wartawan Palestin lalu bergegas ke tangga. "Kami membiarkan lift untuk orang tua dan anak-anak agar dievakuasi."
Pukul 3.12 petang waktu di Palestine serangan pertama Israel datang, dan lima minit kemudian Jala Tower sudah roboh dan ranap setelah dibedil dengan 3 peluru berpandu Israel. Belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Beberapa saat sebelumnya tentara Israel memperingatkan melalui telefon bahawa penghuni hanya memiliki waktu selama satu jam untuk mengosongkan bangunan sebelum diserang jet tempur.
"Beri saya waktu 15 menit," seorang wartawan AP memohon kepada petugas intel Israel di dalam talian.
"Kami punyai banyak peralatan, termasuk kamera, dan lain-lain. Saya boleh mengeluarkan semuanya," katanya dari luar bangunan tersebut.
Jawad Mahdi pemilik Jala Tower juga cuba minta sedikit waktu.
"Yang saya minta adalah membiarkan empat orang... masuk ke dalam dan mengambil kamera mereka," katanya kepada petugas Israel itu.
"Kami menghormati keinginan Anda, kami tidak akan melakukannya jika Anda tidak mengizinkannya, tetapi beri kami 10 minit."
"Tidak akan ada 10 minit," jawab petugas itu.
"Tidak ada yang diizinkan memasuki bangunan, kami sudah memberi anda waktu satu jam untuk pengosongan."
Ketika permintaannya ditolak, Mahdi berkata: "Anda sudah menghancurkan pekerjaan kami, kenangan, dan kehidupan kami. Saya akan menutup telefon, lakukan apa yang anda inginkan. Tuhan itu ada."
Israel memberi alasan bahawa ada kepentingan milik Hamas di bangunan itu, dan menuduh kelompok yang mengelola wilayah tersebut menggunakan wartawan sebagai benteng manusia.
Namun, tidak ada bukti yang mendukung dakwaan Israel itu. "Saya sudah bekerja di bangunan ini selama lebih dari 10 tahun dan saya tidak pernah melihat sesuatu (yang mencurigakan)," kata wartawan Al Jazeera Safwat Al Kahlout.
"Saya bahkan bertanya ke rakan-rakan saya apa mereka melihat sesuatu yang mencurigakan, dan mereka semua menegaskan ke saya mereka tidak pernah melihat tentera atau perajurit keluar masuk."
Gary Pruitt presiden dan CEO AP juga berkata, "Saya beritahu anda bahwa kami sudah belerja di bangunan itu selama sekitar 15 tahun untuk biro kami.
Kami jelas tidak merasa Hamas ada di sana." Jala Tower dibangun pada pertengahan 1990-an dan merupakan salah satu bangunan tertinggi di Gaza.
Insiden pejabat Al Jazeera diletupkan ini secara luas dilihat sebagai usaha untu menyekat wartawan yang melaporkan mengenai serangan Israel ke atas Gaza.
-Kompas